Rabu, 01 Oktober 2014

Istilah ‘Nabi Besar’ Muhammad SAW Berasal Dari Ajaran Yahudi

KIBLAT.NET, Jakarta – Pakar Kristologi dan Ketua Tim Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) Abu Deedat Syihab membeberkan fakta bahwa penyematan istilah “Nabi Besar” kepada Nabi Muhammad SAW adalah hal yang salah kaprah. Sebab, istilah Nabi Besar-Nabi Kecil berasal dari ajaran yahudi yang diadopsi oleh ajaran Ahmadiyyah.

“Dalam ajaran Ahmadiyyah, Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Besar, sedangkan Mirza Ghulam Ahmad, nabinya Ahmadiyyah, adalah Nabi Kecil,” ujar Abu Deedat dalam kuliah Kristologi di Jakarta, Kamis, (10/04).

Menurutnya, dalam ajaran Islam, tidak ada istilah nabi besar dan nabi kecil. Islam tidak membeda-bedakan para Nabi dan Rasul satu dengan yang lainnya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَٱلْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”” (QS Al-Baqarah:285)

Dalam ayat-ayat yang mulia tersebut terdapat pemberitaan dari Allah mengenai Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman bahwa mereka itu telah beriman kepada semua wahyu yang diwahyukan kepada Rasul kita, Muhammad SAW. Mereka beriman kepada Allah, kitab-kitab dan Rasul-Rasul-Nya semua, tidak ada perbedaan di antara mereka, menjalankan semua perintah, mengamalkan, mendengar, patuh, meminta kepada Allah ampunan atas dosa-dosa mereka dan khusyu’ serta tunduk kepada Allah di dalam memohon pertolongannya-Nya dalam menjalankan kewajiban tersebut.

Hanya memang, Nabi Muhammad SAW memiliki keutamaan karena diutus untuk seluruh umat sebagai penyempurna risalah Allah SWT.

Sementara dalam ajaran Yahudi dikenal istilah “nabi-nabi besar” dan “nabi-nabi kecil”. Istilah ini diberikan kepada mereka dalam kaitannya dengan kitab-kitab mereka.

Kitab “nabi-nabi besar”, yaitu Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel, umumnya besar-besar, dan pasal-pasalnya sangat banyak. Sementara itu, kedua belas nabi kecil disebut demikian karena kitab-kitab mereka singkat-singkat. Yang termasuk dalam “nabi-nabi kecil” adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.

Sayangnya, umat Islam masih banyak yang menggunakan istilah “Nabi Besar Muhammad SAW”, menurut Abu Deedat hal ini dikarenakan oleh syiar orang-orang Ahmadiyah yang gemar melakukan istilah ini.

“Istilah Nabi Besar dibawa oleh orang-orang Ahmadiyah, karena Ahmadiyah memang ajaran ciptaan Freemason, organisasi Yahudi untuk merusak ajaran Islam,” pungkas Abu Deedat. [sdqfajar]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar